Kamis, 11 Juli 2013

aku yang sekarang dan kamu yang sekarang

Aku ingin mengenal kembali bagian lain dari hidup mu.
Tapi, tembok yg kau bangun sudah cukup memberi isyarat, ada batas diantara kita.
Kamu begitu sulit ku jamah.
Cukupkah aku hanya menjadi pengagum?? Hati ku sangat kontra dengan kenyataan yang kau beri.
Adakah cara lain agar hatiku rela melangkah menjauh meninggalkanku.
Kamu bertindak begitu sadis, tak meninggalkan kesan manis sedikitpun.
Tapi, aku belum tahu apa yang telah kau tabur di relung ku,sehingga kau begitu sulit untuk ku hapus.
Di lantai 2 gedung itu, aku sempat melihatmu hanya beberapa saat.
Saat itu juga tatapan mu tajam, namun hanya sebentar.
Bukan karena paras mu yang aduhai, tapi mata mu yang membuat ku begini.
Kenyataan yang kau beri sangat tidak sinkron dengan cara mata mu berbicara.
Kau seolah menyembunyikannya.
Tapi, sekali lagi mata mu tak bisa berbohong.
Kau tetap saja menebalkan tembokmu,hingga ku semakin putus asa untuk meruntuhkannya.
Apa kau masih menyimpan luka atas kenangan kelabu beberapa tahun yang lalu.
Ku aku saat itu aku memang sadis.
Membiarkan mata mu meneteskan air.
Ya, saat itu aku buta.
Buta akan ketulusanmu.
Bahkan saat ku berlabuh di pelabuhan yang salah,, aku masih buta terhadap semua tentang ketulusanmu.
Saat itu pelabuhan baru sangat nikmat ku rasa.
Tapi, itu dulu disaat ku benar-benar buta.
Masihkah kau menyimpan luka tentang kebutaan ku di masa lalu?
Ingatlah ! Itu hanya setumpuk sampah yang pernah kita lalui di masa lalu.
Kau seharusnya memaafkan ku!
Memang kedengaran sangat egois.
Tapi aku tahu kau masih menyimpan ketulusan untuk ku.
Walau itu hanya secuil.
Tapi aku yakin bisa membalas secuil ketulusanmu.
Masihkah kau menahan diri untuk menggenggam hangat jemari ku kembali.?
Seperti kita lakukan dulu di bibir danau yang indah.
Kau sandarkan kepala mu dibahu ku, hingga kau merasa begitu nyaman.
Kita duduk di bibir danau hingga kelam menjelang.
Aku masih ingat saat itu kita juga melempar batu ke air danau.
Hingga percikan air danau membuat kita tertawa kegirangan.
Masih ingatkah kamu disaat hujan turun di sekitar danau,? saat itu suasana hening.
Tak inginkah kau mengulang masa itu bersama ku kembali?
Apa kau benar-benar telah berfikir tak kan merobohkan tembok-tombok yang sudah kau bangun?
Tembok yang menjadi pembatas antara aku yang sekarang dan kamu yang sekarang.
Sudahlah, ku rasa kau tak kan mendengar ku lagi.
Maaf atas luka yang telah ku tabur di relung hati mu.
Tapi aku akan tetap yakin dan akan tetap mempersiapkan diri.
Mempersiapkan diri jikalau tuhan mempertemukan kita kembali di masa depan.
Bukan sebagai musuh, tapi sebagai sejoli yang menjadi peran utama dalam skenario tuhan.
Mungkin kamu berfikir itu akan mustahil.
Tapi aku tudak percaya kemustahilan.
Aku lebih percaya kata-kata ini :"semua akan indah pada waktu nya"
Sampai jumpa di masa depan ya!!!!

#penyihir kata
@ekaaaGD

Tidak ada komentar:

Posting Komentar